KAM – Keuskupan Agung Medan (KAM), Sabtu (5 Oktober 2019), menghelat soft launching Basis Integrasi Data Umat Keuskupan (BIDUK) KAM di Catholic Center – Medan. Puluhan perwakilan sekretariat paroki se-KAM turut hadir dalam seremoni dan dwi-hari training input data umat keuskupan secara online ini.

Victor Erico, perwakilan tim BIDUK Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), mengutarakan, program ini adalah gerakan untuk pelayanan pastoral berbasis data. “Ketika kita hendak memulai BIDUK, kita memperkirakan jumlah umat KAJ adalah sebanyak 510.000. Namun, setelah pendataan dengan BIDUK rampung, ternyata jumlah umat KAJ yang benar adalah 430.000,” katanya.

Dia melanjutkan, banyak pihak di KAJ yang marah atas hasil perhitungan tersebut. “Banyak yang marah, bahwa kita kehilangan umat sebanyak 80.000 jiwa. Padahal itu adalah jumlah yang sebenarnya. Kenapa? Karena ada umat yang telah meninggal masih dimasukkan dalam data. Selain itu, ada juga umat yang sering berpindah domisili, sehingga terdata di dua atau tiga paroki.”

“Jadi, kuncinya adalah gerakan. Dari yang sebelumnya, kita belum mengenal umat. Sekarang paroki bisa mengandalkan data tersebut untuk melayani umat sesuai statistik nyata.Gerakan ini diterapkan di seluruh paroki untuk melayani lebih baik,” ujar Victor.

Uskup KAM, Mgr. Kornelius Sipayung, dalam kata sambutan, turut mendukung pelaksanaan gerakan BIDUK KAM. “Kita hendak buat pelayanan pastoral di keuskupan ini agar berbasis digital. Kita ingin pastoral berbasis data. Oleh sebab itu, Jangan kita sia-siakan waktu dan bantuan tim BIDUK KAJ. Banyak yang bisa dirangkul dalam gerakan ini. (Peserta) yang hadir di sini bisa merangkul pastor paroki, ketua lingkungan, dan lainnya agar BIDUK KAM bisa rampung,” ucapnya seraya memotivasi para peserta training, yang berlangsung hingga Minggu (6 Oktober 2019).

Dia menyampaikan, “Jangan menganggap bahwa setelah pendataan rampung, program BIDUK KAM akan selesai. Ini tidak akan pernah selesai, karena dinamika data yang akan dikerjakan. Setiap menit data ini akan terus berubah. Semisal ada umat yang meninggal, atau kelahiran, atau juga pindah domisili. Untuk itulah kita membutuhkan data akurat demi pelayanan.”

Mgr. Kornelius berharap, BIDUK KAM bisa menjadi rahmat bagi KAM untuk mendorong pelayanan pastoral berdasarkan data. Untuk mewujudkan impian tersebut dibutuhkan komitmen, kesabaran dan ketekunan dalam menjalankan gerakan ini.

“Saya mendapat kabar, bahwa BIDUK di Keuskupan Agung Pontianak (KAP), kalau tidak salah bisa selesai 4-5 bulan ya. Besar harapan saya, BIDUK KAM kalau bisa selesai dalam dua bulan ini. Agar menjadi kado natal kita, dan kita akan makan di rumah masing-masing,” ujarnya, disusul gelak tawa hadirin.